Cerita Ramadhan Fifi & Fofo (Fiesta Seafood)
Pengen ringkes aja biar nyambung idenya karena ada 12 cerita nih nah serunya kudu disambung-sambungin saban hari daripada bingung mending Saya jadikan satu saja ya perharinya untuk pembelajaran pribadi si sebetulnya yang mulai ikutan dihari kedua, eh ternyata adminya juga ngeringkes mulai dari hari ke 5 sip deh tinggal mindahin kalau gitu. Tapi belum beruntung juga euy, tetap semangat mencari ide ya!!! Mekanisme kontesnya seperti apa silahkan ceki-ceki disini yes 🙂
Ceritanya ….Mamita baru saja membelikan Fifi & Fofo Buku Petualangan Fiesta Seafood di toko buku, mereka senang sekali karena membaca buku adalah hobi Fifi & Fofo dan lagi Petualangan Fiseta Seafood adalah buku yang mereka idam-idamkan sejak lama, saking senangnya buku tersebut ga boleh dipegang sama Mamita, melainkan hanya Fifi & Fofo bergantian. Saat berbuka puasa mereka sekeluarga menghabiskan waktu di restoran. Sayangnya ketika sampai rumah, Kiki & Fofo baru sadar kalau bukunya tertinggal direstoran, Fifi, Fofo dan Mamitapun sedih.
Day 1….
Agar Fifi & Fofo tak sedih lagi, Mamita menyediakan Fiesta Seafood fav mereka, lalu setelah sholat taraweh Mamita akan mengajak mereka untuk kembali ke restoran demi mencari buku Fiesta Saefood yang tertinggal. Sesampainya direstoran mereka terkejut karena restoran sudah tutup. Fifi & Fofo mulai ketkutan kalau buku kesayangannya itu akan hilang dan sudah ingin menangis. Untungnya ada pelayan restoran yang sedang bersiap -siap pulang berjalan melewati mereka, Mamita segera menanyakan perihal buku yang tertinggal. Pelayan itu menjawab ” Saya sempat melihat buku yang dimaksud saat membersihkan meja no 30 tadi, tapi buku itu telah dibawa oleh sesosok pria yang mengenakan baju hitam . Ia meninggalkan jejak berupa saputangan bergambar udang, dan ternyata disapu tangan tersebut ada peta menuju pulau rahasia.
Day 2…….
Fifi dan Fofo bersikeras untuk mendapatkan buku kesayangan mereka, Mamita tidak bisa membendung keinginan mereka. Akhirnya Mamita pun mengijinkan untuk berangkat setelah sahur. Waktunya sahur, Fifi dan Fofo menyantap Fiesta Seafood dengan lahap. Saat bersiap berangkat, Mamita memberikan tas ransel kepada Fifi dan Fofo untuk bekal perjalanan dan berpesan agar mereka selalu berhati hati. Selain itu Mamita pun memberikan sapu tangan Peta kepada Fifi dan Fofo. Mamita dan Papito yang ternyata sudah pernah mengalami berlayar di laut, akhirnya memberitahu Fifi & Fofo bahwa mereka bisa menggunakan perahu peninggalan orang tua Mamita dulu. Perahu tersebut tersembunyi di belakang laut dekat rumah mereka. Tak berlama – lama Fifi dan Fofo bergegas mencari perahu yang di sebutkan di buku petunjuk, dan akhirnnya perahu bersimbol huruf F mereka temukan.
Fifi & Fofo berlayar menuju Pulau Rahasia yang terdapat pada saputangan peta. Awan begitu cerah dan matahari perlahan mulai menyengat, ikan-kan laut terlihat berenang bersama sama , sesekali mereka berloncatan.FIfI & Fofo bersyukur karna melihat pemandangan yang sangat indah ciptaan Tuhan. Namun cuaca tiba tiba berubah saat mereka mulai mendekati pulau Rahasia, angin kencang dan hujan mulai menerpa. Fifi mulai ketakutan,tapi Fofo teringat cerita Mamita apabila mereka sedang ketakutan bernyanyilah lagu Sang Pelaut Cilik! Maka keajaiban akan tercipta. Mereka lantas bernyanyi “Ada Udang ada Ikan jauh di tengah laut, kesukaanku Fiesta Seafood~” Keajaiban dari lagu itu menghempaskan badai, dan langit kembali cerah!
Tidak terasa waktu cepat berlalu tepat jam 6 sore matahari telah terbenam ini waktunya mereka untuk berbuka puasa, untung saja Mamita menyiapkan bekal Fiesta Seafood untuk di perjalanan. Mereka pun berbuka puasa dengan lahapnya, Di tengah asyiknya makan, tiba-tiba Fifi berseru kaget saat melihat Patung Udang Raksasa dari kejauhan di suatu daratan “Fofo apa ituuu?!” teriak Fifi kaget
Day 3
Perlahan Fofo menepikan perahu kedaratan dengan patung udang tersebut, seketika Fifipun teringat dengan gambar yang ada disaputangan peta, lalu Dia menujukkan ke Fofo, lihat ini Fofo gambarnya sama! Fofo terkejut sekaligus senang karena mereka akhirnya berhasil sampai di Pulau rahasia yang dimaksud di peta! Setelah menambatkan perahu, mereka memutuskan untuk masuk kedalam peta rahasia mencari tahu ada apakah disana?
Hei anak manusia…!! apa yang sedang Kau lakukan disini! suara menggelegar tersebut mengagetkan Fifi dan Fofo, huwaaa!! seekor Udang raksasa berbicara pada Fifi dan Fofo, mereka kaget melihat udang bisa bicara apalagi ukuran raksasa.Dengan muka pucat, Fifi & Fofo mengatakan maksud kedatangan mereka sambil menunjukan saputangan peta yang mereka dapatkan dari seorang pria misterius. Ohhh, sang udang terkejut! namun selanjutnya langsung sedih dan terdiam, udang bilang saputangan itu milik nahkoda kapal pulau ini. Namun sudah hampir setahun nahkoda ini tak pulang, entah tersesat atau ditawan perompak kawanan udang di Pulau yang tak ada yang tahu Dia dimana!
Udang raksasa pun berpikir hmm…mengapa udang ini ditangan kalian ya? apa Nahkoda Kami pulang kedaratan manusia ya? ah tidak mungkin…sudah puluhan tahun nahkoda tinggal dipulau ini dengan saputangan ini dan penduduk udang pasti bisa menemukan Nahkoda kembali seungguh sebuah misteri. Dengan rasa kaget dan bingung yang tak henti-hentinya Fifi & Fofo minta ijin untuk menumpang berbuka puasa dipulau ini. Ah udang raksasa menawarkan mereka untuk singgah ditempatnya dan berjanji akan menceritakan sesuatu pada mereka.
Day 4 …
Setelah Fifi dan Fofo selesai berbuka dan menunaikan ibadah sholat maghrib, Udang raksasa yang ternyata bernama Daksa ini memanggil Fifi &Fofo untuk bercerita. Nahkoda itu bernama Paman Fista, ia adalah nahkoda yang baik hati & telah lama menjadi sahabat para makhluk laut diPulau Rahasia ini yang diketahui bernama Pulau Ebi. Sudah beberapa bulan ini Paman Fiesta menghilang, mungkin ia ke pusat kota tempat Fifi & Fofo tinggal demi menyampaikan misi yang pernah dibicarakan dengan para udang, yaitu ingin membuat manusia dan makhluk laut bersahabat!”Ooh,jadi seperti itu ya. Mulia sekali misi Paman Fista”,ujar Fifi dan Fofo serentak.
Fifi & Fofo berniat untuk kembali ke kota agar bisa mendapatkan Buku Fiesta Seafood mereka, karena Paman Fista pasti masih disana.Namun, Daksa mencegah mereka untuk kembali ke kota, ada banyak rintangan yang mungkin akan mereka hadapi ketika pulang,”Sebaiknya kaliantunggu Paman Fista kembali ke pulau ini dulu”, ujar Daksa “Baiklah,tapi apa buku itu bisa kami dapatkan kembali? Mengapa Paman Fista mengambil buku kami? Apa ada sesuatu di dalamnya?” ,tanya Fifi. “Mungkin Paman Fista sengaja mengambil Buku Fiesta Seafood agar kalian datang kemari. Saya pikir kalian anak yang cerdas. Belum pernah ada anak manusia sebelumnya mendatangi pulau ini.”
Day 5
Fifi & Fofo hampir tak percaya mendengarnya (sekaligus dalam hati mereka bangga menjadi anak manusia pertama yang berani mendatangi Pulau tersebut). “Benarkah? lalu apa yang harus Kami lakukan di Pulau Ebi ini sambil menunggu Paman Fista datang Daksa?” “Ya…kalian akan kuperkenalkan dengan mahluk laut lain yang ada di pulau ini. Namun karena sudah malam lebih baik kalian istirahat dulu saja, besok pagi baru Kita berpetualang keliling pulau”Jawab Daksa. “Horeee….!! baiklah , kalau begitu Kita istirahat dulu ya”.
Saat sahur tiba Fofopun terbangun, lalu mendapati sebungkus roti sobek bekal dari Mamita yang masih ada beberapa bungkus lagi lalu membangunkan Fifi. Fifipun terbangun dan menanyakan bekal Fiesta Seafood yang dibawanya yang ternyata sudah habis sehingga sahurlah mereka berdua dengan roti dan air putih saja. Selepas sahur dan melaksanakan ibadah Sholat Shubuh. Fifi dan Fofopun langsung berjalan keluar, melihat pemandangan indah laut yang sungguh luar biasa. “Kalian sudah bangun anak manusia…!” terdengar suara Daksa mengagetkan Fifi & Fofo. “Hey, iya sudah…!Kamikan harus makan untuk sahur Daksa lalu berpuasa hingga sehari penuh, nah berhubung Kami belum ingin tidur lagi bagaimana Kalau kita lakukan petualangan saat ini juga?” tanya Fofo. “Baiklah kalau begitu Kita pelan-pelan saja ya agar teman-teman Saya tak kaget melihat kalian”
Day 6
“Aku paham benar siapa Paman Fista, tidak mungkin ia meninggalkan jejak yang begitu penting agar orang lain tahu akan pulau Ebi ini, pasti ia punya rencana terhadap kalian.” ujar Daksa. Mendengar penjelasan Udang Daksa, Fifi dan Fofo pun teringat bahwa Mamita pernah menuliskan “Mamita, Fifi, dan Fofo laut dan seisinya.” “Mungkin karena itu ya Paman Fista yakin kalau kita adalah anak-anak yang mencintai laut dan memanggil kita kemari!” pikir Fifi dan Fofo. Mereka juga teringat sesosok nama yang tertulis di buku itu, yakni “TUAN LOBSTER” namun Udang Daksa pun tidak mengenal nama tersebut.
“Sahur, sahur!”, Fofo membangunkan Fifi. “Aku sudah masak Fiesta Seafood favorit kita nih untuk menu sahur!” Mereka pun menyantap sahur dengan lahap. Tiba-tiba , Daksa, Fifi & Fofo dikagetkan dengan suara kencang dari dermaga..BRAAKK! Tanpa disangka, itu Paman Fista yang datang dengan kapal nelayan!Udang Daksa membuka pintu dengan perlahan. Terlihat sesosok pria bertubuh tinggi yang memakai baju hitam. “Paman Fista! Benarkah ini kamu? lama tak bertemu!”Seakan sudah mengetahui keberadaan Fifi & Fofo, Paman Fista berkata “Mereka sudah datang?”
“Fifi dan Fofo, akhirnya kita bertemu,” ujar Paman Fista sembari tersenyum. Ia pun menceritakan maksudnya mengundang Fifi dan Fofo ke Pulau Ebi. “Kalian adalah anak-anak yang kuyakini akan membantuku memecahkan teka–teki ini. Namun pertama-tama, aku akan menceritakan tentang Buku Fiesta Seafood dan Tuan Lobster,” lanjut Paman Fista.
Buku Fiesta Seafood dikarang oleh Tuan Lobster, salah satu penemu pertama dari Pulau Ebi. Beliau berkata terumbu karang dan tumbuhan di Pulau Ebi akan punah dalam 5 – 10 tahun. Yang bisa menyelamatkannya hanyalah lagu “Sang Pelaut Cilik” yang dinyanyikan oleh anak-anak yang tulus mencintai laut. Terumbu karang yang mendengar lagu tersebut akan merasa gembira sehingga tumbuh dengan sehat. Paman Fista yakin Fifi dan Fofo dapat menyelamatkan Pulau Ebi karena melihat betapa mereka mencintai laut melalui coretan di Buku Fiesta Seafood tersebut.
“Buku itu aman karena kusimpan dalam peti di bukit lembah di ujung pulau ini, nanti kita akan ke sana mengambilnya. Aku butuh anak-anak seperti kalian untuk membantu menyelamatkan Pulau Ebi yang indah ini. Aku akan mengantarkan kalian mengambil buku fiesta seafood itu dan mengantar kalian selamat kembali ke kota setelah kalian menolongku.”
Fifi dan Fofo pun setuju untuk menolong Paman Fista menyelamatkan Pulau Ebi.
Day 7…. (karangan pribadi yang diikutsertakan lomba)
“Baiklah Paman…bagaimana jika Kita bergerak sekarang? ” ujar Fofo, “Loh Paman Fista kan baru tiba, apakah tidak lelah?” sambung Fifi. Pamanpun tersenyum ” Kalian memang anak-anak pintar, Paman kan sudah terbiasa berlayar kemanapun hingga berhari-hari untuk saat ini Kita tunggu cuaca cerah beberapa saat lagi sambil Paman mandi dan dan bersiap terlebih dahulu, kalianpun boleh menyiapkan perbekalan karena siapa tahu saat buka nanti Kita berada ditempat yang lebih jauh lagi jadi harus sekalian bawa makanan favorit kalian ya seperti Fiesta Seafood tentunya, lihatlah diperahu Paman ada banyak macamnya untuk kalian, kalian pilih saja mau yang mana. “Horeee…”!!
Dalam perjalanan, Fifi dan Fofo riangnya tak tertahankan … karena mereka akhirnya bisa bertemu Pria misterius yang ternyata orangnya sangat baik hati tak seperti yang dibayangkan sebelumnya. Merekapun bernyanyi dengan lincahnya Ada Udang…Ada Ikan…Jauh Ditengah Laut…Kesukaanku Fiesta Seafood!!! hahaha…”lihat Fi..lihat ikannya besar-besar sekali ya” Ujar Fofo, “Iya….senang rasanya melihat laut sejernih ini” Jawab Fifi. Paman Fistapun menyahut “tapi sayang sebagian besar dari Kita malah merusaknya ya, bagaimana menurut kalian? apakah kalian punya cara lain agar ekosistem laut dapat terselamatkan?”
“Begini saja Paman, nanti Fofo akan bilang pada Mamita agar mau mengadakan penyuluhan dilingkungan sekitar tempat tinggal nelayan agar cara mereka dalam menangkap ikan tidak menggunakan racun dan bahan peledak” Ujar Fofo dengan gegap gempita. “Itu sudah pernah dilakukan oleh pemerintah setempat, tapi tetap saja ada oknum yang hanya mementingkan diri sendiri dan ini lepas pengawasan, termasuk tangan-tangan jahil yang mengambil terumbu karang seenaknya” geram Paman Fista. “Kalau begitu jangan pernah Kita beli terumbu karang yang ada dalam hiasan akuarium itu saja Paman” sambung Fifi. “Benar sekali pintar, penjualan akuarium ikan hias, souvenir dan sejenisnya yang asli dari laut memang lambat laun dapat memusnahkan ekosistem Pulau Ebi ini karena semakin diminati otomatis pengrajinnya akan ambil lagi kesini”.
Perahu yang ditumpangipun terhenti sejenak, Paman Fista menepikan perahu untuk mendarat. “Wah…banyak sekali sampah ditepian ini Paman?” celetuk Fifi, “Itulah mengapa Paman mengajak kalian kesini untuk melihatnya, ini sampah kiriman dari Kota tempat tinggal kalian” jawab Paman Fista sembari memungut sampah dari pinggiran laut. “Bukankah sampah itu banyaknya disungai ya Paman?” tanya Fofo. “Ya semua bersumber dari sampah-sampah rumah tangga seperti dari selokan awalnya, menuju sungai dan ujung-ujungnya bermuara kelaut, sehingga lambat laun membuat laut di Pulau Ebi ini mulai tercemar untuk itulah Kita harus bisa menjaganya agar tak punah”
Saat Paman bercerita, tiba-tiba hujanpun turun…untung semuanya sudah menepi disebuah rumah kayu tak berpenghuni. Rupanya Paman Fista sudah memiliki firasat sebelumnya sehingga, Fifi dan Fofo tak sempat kehujanan hanya dapat memandang hujan langsung dihadapan laut yang begitu sempurnanya. Ini baru salah satu halangan yang ditemuinya di Pulau Ebi saat petualangan membersihkan Karang dimulai, “semoga hujannya tak bertahan lama ya Paman! karena Aku ingin membantu Paman membersihkannya” sahut Fofo dengan wajah berseri.
Sumber gambar dan cerita dari Fiesta Seafood.