Bagaimana Mengajari Anak Kecil Berpuasa (Melakukan Amalan Wajib Lainnya)?
Sama sekali tak bermaksud menggurui, hanya berbagi pengalaman saja ya karena kebetulan Saya memiliki anak-anak yang masih dalam proses belajar berpuasa. Saya awalnya heran juga saat bermain ketetangga, melihat usia anak yang sudah cukup untuk ikutan berpuasa malah lagi asik sarapan dan makanpun sesuka hati. Ternyata memang orang tuanyapun tak membuat batasan apapun, kalau memang belum sanggup berpuasa ya tak apa-apa begitu menurutnya. Tak perlu ada paksaan untuk berpuasa, toh belum baligh.
Jadi inget terjemahan ini Saya “Wahai orang-orang yang beriman, lindungilah diri kalian dan keluarga kalian dari neraka.” (Q.s. At-Tahrim: 6)
Ya memang anak kecil belum wajib berpuasa, namun dengan terbiasa melakukan amal shaleh terlebih amal wajib, tentunya disaat usianya nanti mereka tak lagi belajar (bertahap) akan tetapi sudah siap dan terbiasa pada akhirnya nanti. Sehingga puasa yang dilakukan tentu saja masih proses latihan. Dan yang selalu Saya ingat plus katakan pada mereka bahwa setiap melakukan kebaikan ada catatan pahalanya loh, namun tidak berlaku untuk keburukan yang mereka perbuat. Jadi mending perbanyak amalan kebaikan atau keburukan kalau begitu? 😀
Nah caranya bagaimana untuk membangunkan mereka dari rasa malas atau membiasakan diri melakukan hal-hal baik (wajib) ini (termasuk dalam mendirikan Sholat 5 waktu) :
1. Contoh nyata dari lingkungan terdekat (orang tua) itu point utama.
Orang tua terbiasa bangun shubuh, sahur, berpuasa dan melakukan sholat wajib tentu akan dilihat langsung oleh si anak nah disini jangan ragu untuk selalu mengajaknya melakukan kewajiban itu semua. Walaupun kadang sholatnya tak lengkap,asal gerak, sambil bermain-main misalnya tak mengapa, karena dunia anak memang dunia bermain. Namun tetap beri catatan bahwa perbuatannya itu tak dibenarkan. Sehingga saat Sholat berjamaah yang lama seperti taraweh misalnya, jika tak Sholat ya silahkan diam ditempat.
Bagaimana jika anaknya hyperactive? Ini Saya juga rada kewalahan, karena Saya sendiri lihat dengan mata kepala sendiri beberapa anak yang sibuk berlari, menganggu temannya, jahil dan ramai sekali saat Sholat berjamaah. Orangtuanya? hanya memberi ide saja tanpa mengambilnya, jelas saja terulang kembali hal yang sama yang membuat suasana tak khusyu. Kalau Saya tentu akan menggandeng si anak dan memberi hukuman jika hal tersebut terus berulang dilakukan, hukumannya apa? tentu tak Saya bawa lagi Ke Masjid atau Mushola daripada mengganggu jamaah lainnya. Anakpun tak mau ditinggal dirumah sendirian bukan? makanya harus ada kesepakatan sekaligus ketegasan ortu dalam hal ini.
2. Perlunya istirahat siang
Bada Dzuhur terutama saat Ramadhan, biasanya Saya kasih jatah anak-anak untuk istirahat sekitar 2 jam. Saat Ashar tiba Sayapun bangunkan pelan-pelan, katakan pada mereka waktunya bangun untuk segera mandi, sholat dan bersiap ngaji sore (TPA). Konon tidur bada Ashar tak baik ya, karena saat tersebut adalah turunnya wahyu. Saya sendiri kalau ketiduran bada Ashar bangunnya malah pusing ga jelas. Sedangkan secara medis tak menganggu kesehatan, hanya saja efeknya tidur malam menjadi terganggu sedangkan istirahat terbaik untuk metabolisme tubuh adalah saat tidur malam.
3. Tidur tak terlalu malam
Ini penting sekali, kalau Saya sendiri saat ada pekerjaan yang harus diselesaikan biasanya ya tetap Saya urus anak-anak terlebih dahulu. Sehingga sekitar pukul 21.00 sudah siap sikat gigi dan lurus dikasur, jika belum ada yang mengantuk biasanya Saya bantu mengelus-ngelus atau jika ada yang minta dongeng ya Saya dongeng sebentar. Walaupun jika sudah mendongeng ini malah yang didongengin melek lagi yang mendongengnya malah ngantuk hehe…tapi tak mengapa yang penting tetap kondisikan anak untuk tidur sekitar jam 09 malam tanpa ada bunyi elektronik apapun.
4. Bangun lebih awal
Jika saat Ramadhan, Saya pasangkan alarm pukul 03.30 untuk memasak simple dan Ayahnya biasanya membangunkan anak-anak 15 menit kurang dari jam 4, nah waktu tersebut digunakan untuk mandi pagi (jika ingin mandi) atau sekedar bersih-bersih diri agar terasa segar dan siap untuk sahur.
Diluar Ramadhan? berusaha untuk tetap bangun shubuh di 04.30 (tergantung waktu shubuhnya) untuk mandi lalu bergerak ke Mushola terdekat. Mengapa mandinya sangat pagi? ini hanya kebiasaan saja sebetulnya dan menurut penelitian (dan Saya buktikan) efeknya sangat baik, karena air pagi yang Kita gunakan tersebut mengandung ion positif yang dapat menyehatkan tubuh, membuat awet muda dan amsih banyak lagi manfaat lainnya. Anak-anakpun yang tadinya ngantuk dan bau keringat, langsung segar kembali setelah mandi pagi ini. Tentu karena waktuya mepet ke waktu shubuh ya kondisional saja, jika sudah keburu adzan ya mandinya selepas sholat berjamaah.
5. Sahur dengan porsi secukupnya
Pukul 04.00 tersebut Kita sudah siap sahur bersama dan nasi, lauk sudah cukup hangat (tak lagi panas) karena sebelum jam 04 sudah Saya siapkan dimeja perporsi. Porsinya tentu tak perlu banyak-banyak ya (gampang nambah jika mau), karena jika terlalu banyak justru ginjal bekerja lebih berat sehingga efek lain mengantuk dan bahkan kekenyangan pada akhirnya sulit beraktifitas dan siangnya cepat lapar. Jangan heran kalau hanya nasi satu sendok dengan porsi sayur lebih banyak dan protein nabati, sebelumnya diawali dengan minum air bening dan mengkonsumsi buah. Sahur yang baik adalah dipenghujung waktu, agar selepas sahur dan minum tak berapa lama imsak lanjut adzan Shubuh. Jadi tak ada alasan untuk kembali tertidur ya! 😛
6. Sholat Berjamaah
Ini yang membuat Kami tetap solid dan selalu merindukannya, sholat berjamaah entah dilakukan dirumah, masjid/ mushola Kita lakukan berjamaah sehingga anak-anakpun semangat selalu melakukannya. Termasuk saat waktu lain (diluar Shubuh) ga ada Ayahpun tetap ada Bundakan? nah tetap berjamaah ya, agar nilai pahalanya tetap banyak dan anakpun merasa senang tak digurui namun ditemani. Apalagi selepas sholat ada acara berpelukan, saling bermaafan dan say I Love U!…I Love U too..
7. Dekatkan dengan hobi yang disukai
Bada Shubuh dan kuliah shubuh anak-anak tak biasa tertidur, dan memang tak dibiasakan pula karena waktu mepet untuk sekolah ya, jika liburanpun ya beri anak kegiatan yang disukainya entah itu membuat origami, main games, meronceng dan lainnya. Nah untuk main games via PC ini biasanya paling lama niiih, ga baik juga ya kalau leboh dari 2 jam sehingga ortu perlu atur waktunya agar saat maks jam tersebut PC nya mati, hihihi….ini biasanya yang setting Ayahnya. Waktu selanjutnya dapat digunakan untuk berolahraga, entah itu bermain badminton, bersepeda atau sekedar jalan kaki yang tak terlalu lama. Lanjut lagi main play doh atau ajak anak jalan-jalan keliling Kota. Nah jika sudah siangkan pasti ngantuk tuh, tahan dulu ya sebelum adzan dzhuhur berkumandang. Lanjut istirahat siang bada Dzuhurnya, bangun tidurpun seterusnya ajak beraktifitas sore seperti ikutan pengajian TPQ anak dilingkungan rumah. Jika tak ada, ya ajak beraktifitas didapur membuat kreasi yang diinginkan misalnya.
8. Biasakan menghormati adzan
Nah ini juga tak boleh dianggap sepele, karena ini adalah panggilan langsung dari Sang Pencipta untuk menghadap Nya. Sehingga dalam kondisi apapun jika sudah mendengar panggilan Nya, mari Kita berhenti sejenak untuk menjawabnya lalu Kita jalankan ibadah tersebut. Termasuk saat bepergian, hindari sengaja pulang atau pergi saat adzan berkumandang (kecuali jika sedang dalam perjalanan). Saya pernah mendengar celoteh sitengah kepada temannya (tetangga dekat) saat dirinya hendak pergi dengan orang tuanya, kamu ko adzan-adzan malah mau pergi sih ga Sholat dulu apa? duh Saya yang mendengarnya tersipu rasanya, mau marah juga ga ada yang salah ya namanya juga anak-anak. Saya sendiri pernah kena dampratnya saat lagi tanggung menulis (tinggal posting) si tengah yang memang paling kritis menarik Saya Ayo Bund, udah adzan Kita Sholat! sudah pake mukena nih. Nah loh, Jadi apapun yang memang sudah menjadi kebiasaan baik ya sebagai orang tuapun jangan pernah mencoba melanggarnya ya jika ingin berkelanjutan baik. Semakin mengingat Nya, Insya Allah akan sebaliknya Sang Maha Penciptapun akan senantiasan melindungi Kita dari hal yang mencelakai Kita.
9. Beri waktu tertentu saat anak-anak main diluar
Saya jadi teringat waktu sisulung masih berusia 5 th, dia yang memang paling banyak temannya suka ditawari minum dirumah temannya dan anaknya ngangguk saja tanda setuju. Sayapun tahunya dari orang tuanya yang bilang, hihihi…anaknya sih ga bilang apa-apa kalau sudah buka, hahaha…padahal kalau bilangpun tak mungkin Saya marahi, paling hanya Saya bisikin walau Bunda ga liat Allah SWT liat loh…
Teman/ lingkungan memang membawa dampak juga terhadap pola prilaku anak-anak Kita (walaupun yang paling sentral adalah keluarga/ rumah) walaupun begitu tak mungkin kan Kita larang anak-anak Kita untuk bergaul. Untuk itulah Saya selalu men support anak-anak Saya untuk bergaul dengan teman rumahnya, salah satunya dengan memberinya bekal tajil saat TPQ sore hari yang penyelenggaraanya dilakukan di Mushola terdekat. Yah bagi Saya kesempatan itulah yang harus digunakan untuk bergaul, diluar itu anak-anakpun memang jarang sengaja main kerumah tertentu paling hanya sesekali waktu saja itupun tak lama (biasanya sembari bersepeda). Jangan lupa biasakan untuk meminta izin dan menceritakan pengalamannya saat berada diluar, atau Kita yang menanyakannya agar anak terlibat aktif untuk bercerita tentang apa ang dilihat dan didengarnya. Dengan begitu Kita bisa masuk kedalamnya untuk menjelaskan hal yang baik, pantas atau tidak tentang apa yang diceritakannya tersebut.
Intinya sih dari 9 tips diatas adalah pembiasaan dari contoh orang tua untuk mendampingi (tak hanya sekedar menyuruh), konsistensi agar kebiasaan baik terus dilakukan dan jangan berhenti untuk meyakinkan mereka termasuk mencari ide lain agar waktu yang tersisa tidak terasa menjemukkan. Tentunya sebagai orang tua, jangan pernah berhenti untuk terus belajar ya Smart Moms, karena seperti kata pepatah Generasi yang baik dilahirkan dari Orang Tua yang baik pula. Orang tua mana sih yang tak ingin memiliki generasi yang baik nan sholehah?
#Alhamdulillah setelah mempraktekan semua, sibontot Aisha (September besok 4 th) namun sudah lancar puasanya dari mulai sahur hingga berbuka (bedug Maghrib tiba), kalau Kakaknya 6 th & 8 th Insya Allah sudah Istiqomah.