Aroma Bumbu Nasi Gorengnya Bikin Pusing Dalam KA Purwojaya
19/10/2013 Saya menggunakan KA Purwojaya dari Stasiun Gambir ke Purwokerto, jam keberangkatan saat itu pagi pukul 06.30. Berdasarkan ketentuan yang tertera, 1 jam sebelum keberangkatan harus tiba disana untuk persiapan check in. Pengennya sih milih eksekutif dengan keberangkatan malam namun apa mau dikata dapatnya bisnis dan dengan jam keberangkatan pagi. Ulala…..harga sih beda tipis untuk bisnis Rp.220.000 sedangkan eksekutif Rp.260.000. Antri dululah saya untuk mendapatkan tiketnya . Rute KA Purwojaya tersebut tak hanya ke Purwokerto saja namun ke Cilacap dan berhenti juga di Stasiun Cirebon.
Akhirnya dapatlah tiketnya, dan sayapun langsung saja menuju tempat yang ditentukan ternyata tinggal naek escalator saja dan menunggu kedatangan kereta. Berhubung ini keberangkatan perdana saya naek kereta setelah puluhan tahun tak menggunakaannya sayapun harus pasang kuda-kuda. Kaga boleh norak apalagi clingukan karena kebingungan, hihihi.
Keretapun datang dan saya tak boleh salah memilih gerbong, akhirnya ditemukanlah tempat duduk yang dituju. eh pas sudah enakan deket kaca, sebelah saya datang dan menukar tempat duduk katanya dia yang seharusnya deket jendela, ihhhhhhhhh bapak-bapak ko jutex gitu ya! ga ada basa-basinya silahkan kalau mbak yang mau disitu wong cuma beda huruf doang ko C & D, hedeuh.hehehe.
Selama perjalanan saya mulai terganggu ketika tercium aroma menyengat dari nasi goreng yang disajikan (dijual) pihak transportasi. Harga perporsi Rp.20.000 yang ditutup plastik (agar terkesan higienis), begitu palstik dibuka waw baunya berefek dahsyat…bawaan pengen mabok jadinya. Karena saya yakin sekali bahwa nasi goreng ini menggunakan bumbu instan yang tak sedikit hingga baunya sangat memilukan dan akhirnya membuat saya pusing. Herannya tak sedikit para penumpang yang memesan. Haduh, kenapa ga pada beli roti saja ya tadi pas di stasiun agar tak merugikan penumpang lain aromanya. Dengan begitu, membuat penumpang lain menjadi kesal dan trauma untuk menaiki transportasi jenis ini lagi bukan? dan pihak KA kenapa tidak menyediakan makanan yang tanpa bumbu menyengat gitu loh maksud saya….ah semoga tak saya temukan aroma seperti ini lagi jika saya harus menggunakan Purwojaya lagi. Masih membekas dalam ingatan aroma bumbu menyengat tersebut. 😀