Si Manis Nan Problematis


Memiliki anak-anak yang sehat adalah dambaan seluruh Ibu dibelahan dunia manapun. Pemberian ASI Ekslusive adalah modal awal sistem imunnitas bagi seorang anak yang diberikan sejak bayi berusia 0-6 bulan, kemudian bertahap MP ASI dst. Awalnya Saya tidak begitu peduli dengan kandungan gizi yang terdapat pada susu pertumbuhan yang dikonsumsi si sulung (yang kini berusia 7 th). Saya pikir semua produk susu  memiliki nutrisi yang tidak jauh berbeda. Terlebih susu sudah mengandung gula alami (laktosa)  sehingga tak perlu ada si manis tambahan. Namun faktanya banyak penelitian menyebutkan bahwa setiap produk susu anak memiliki kandungan gula tambahan yang terdapat didalamnya. 

Padahal si manis  tersebut justru akan meningkatkan kepadatan energi, (berdampak pada beban glikemik), artinya makin tinggi indeks glikemik pada sebuah makanan makin cepat pula kadar gula naik dan nilai gizi dari susu itu sendiri akan menjadi berkurang. Akibatnya pertumbuhan badanpun tidak sehat (obesitas), kualitas  tidur  berkurang sehingga mengganggu kosentrasi proses belajar. Hal tersebut  baru Saya rasakan sejak kelahiran anak kedua. Proses tumbuh kembang kedua anak saya berbeda, terutama dalam pola makan dan kosentrasi.


Si sulung sejak usia 1-3 tahun lebih menyukai si manis, termasuk mengkonsumsi susu yang mengandung gula tambahan. Sedangkan adiknyapun suka makanan manis hanya saja susu pertumbuhan  yang dikonsumsinya  tidak menggunakan pemanis.Terasa sekali perbedaan menonjol diantara keduanya yaitu si sulung menjadi kurang kosentrasi terhadap hal apapun yang ditemuinya, fokusnya tidak bisa bertahan lama dan sukanya berganti-ganti objek. Sedangkan adiknya justru lebih kosentrasi terhadap apapun yang dihadapinya, bahkan saking fokusnya  dalam mengerjakan apapun terbilang halus dan rapih. Hal lain yang terlihat menonjol secara fisik adalah sisulung memiliki gigi yang berkaries (gupis), sedangkan gigi kedua adiknya sehat  tanpa karies.
Belajar dari pengalaman itulah ternyata ada beberapa tips agar anak lebih fokus terhadap apa yang dipelajarinya :
  1. Pahami Keinginannya

  • Perbanyak Konsumsi Buah & Sayur

  • Minum Air Putih

  • Ajak Bangun Pagi

  • Istirahat  Cukup

  • Jangan Memaksa, Ajak Anak Berkreasi

  • Beri Contoh Baik Dengan Cara Melibatkan Diri

  • Kurangi Asupan Si Manis Dengan Mengkonsumsi Produk Tanpa Pemanis Buatan.

Faktanya pemberian pemanis yang berlebih pada tubuh dapat menimbulkan kelebihan asupan kalori sehingga vitamin lain justru menjadi berkurang. Apapun jenis pemanisnya ( sukrosa, laktosa, dekstrosa, maltosa, fruktosa, corn syrup, HFCS, maltrodexin, & glukosa) ternyata si tubuh kita sendiri tidak bisa membedakan mana gula alami, dan mana gula tambahan sehingga tetap beresiko bagi kesehatan. Solusinya pilihlah produk pangan yang memiliki kadar sukrosa (gula pasir) yang minim/ tanpa mengandung campuran si manis, itu lebih baik.
 
Si manis nan problematis, walau terlalu banyak merasakan problemanya akan tetapi sebagai konsumen sebaiknya lebih bijak dalam mengkonsumsinya. Artinya  mengurangi bukan berarti menghentikan, karena  faktanya  gula dibutuhkan tubuh pula sebagai sumber energi yang trpenting porsinya tidak berlebih dan masih memenuhi standar yang ditentukan.

Adapun rekomendasi dari WHO  dalam mengkonsumsi si manis ini adalah :
  • 25 gr untuk anak usia 1-3 tahun (setara dengan 5 sendok teh)

  • 38 gr gula tambahan untuk anak -anak (setara dengan 8 sendok teh)

  • Dewasa 5-8 sendok teh (tergantung usia, berat badan & seberapa hari-harinya).

Termasuk standarkan si manis yang kita konsumsi sehari-hari? jawabannya tergantung pola kebiasaan sehari-hari. Mengkonsumsi satu skop es krim saja sudah menghabiskan 4 sendok teh si manis, belum asupan yang lainnya.  Daripada kita kecolongan lebih baik kita kurangi saja jatah si manis yang masuk dalam mulut kita. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?
Beruntung sekali ada produsen cerdas yang aware terhadap kesehatan dengan menghadirkan produk sufor yang tidak menggunakan gula tambahan. Anmum Essential susu formula pertumbuhan yang diformulasikan khusus dengan komposisi zat gizi yang sesuai dengan usia anak. Kandungan Nutrivit (Vita A, C, E dan Selenium, Zat Besi, Seng, Cuprum)  dikombinasikan dengan nutrisi yang diformulasikan khusus tanpa gula tambahan membuat saya merekomendasikannya untuk dua balita saya  Aqeela (4 th) & Aisha (2 th), karena sebagai orang tua pasti hanya menginginkan yang terbaiklah bagi masa depan buah hatinya.

Tulisan ini dibuat dalam rangka memeriahkan Writing CompetitionAnmum Essential, Anmum Bunda Inspiratif, Tanpa Gula Tambahan  Bersama IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) http://www.facebook.com/groups/ibuibudoyannulis.

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *