Memanfatkan Tanah Pekarangan, Kenapa Tidak?

Kamis lalu tepatnya tanggal 25/08/2019 saya coba menghandiri undangan TP PKK Kecamatan mewakili TP PKK Kelurahan Teluk bersama 3 peserta lainnya (Pokja III dan KWT) dari Teluk dalam rangka Bimbingan Teknis Bagi Pokja III TP PKK Kelurahan dan TP PKK Kecamatan Purwokerto Selatan, seneng-seneng aja dong ya masa dapat ilmu ditolak? walau sebetulnya ada acara dijam yang sama, akan tetapi saya pilih mana yang lebih bermanfaat karena sebelumnya memang belum pernah ikutan event semacam ini.

Susunan acara seperti biasa dari pembukaan, laporan, sambutan – sambutan (termasuk dari Bu Camat : Alex Teguh Wibawa barulah materi inti yang bagi saya cukup menarik sekaligus menohok. Iya karena selama ini walaupun terbilang  peduli lingkungan akan tetap masalah tanam menanam ini  masih sangat jarang dilakukan karena keterbatasan waktu.  Sehingga mulai bertekad pasca bimtek ini,  harus berubah lebih baik lagi. Minimal mulai bertanam kembali seperti yang ditularkan oleh Bu Puji Trisnani.

Beliau memberikan materi tentang Pemanfaatan Tanah Pekarangan Menuju Hatinya PKK

Mengapa pekarangan harus dimanfaatkan ?!
Karena berdasarkan statistik 2018 bahwa potensi lahan pekarangan di Kabupaten Banyumas seluas 3.558 ha (6,7%) dari lahan pertanian belum dimanfaatkan secara optimal untuk usaha budidaya tanaman pangan (padi,umbi, buah), hortikultura (sayur, buah, tanaman rempah & biofarmaka) ternak dan ikan.

Tujuannya?
1. Meningkatkan pemanfaatan pekarangan dan lahan sempit.
2. Mendukung penyediaan bahan pangan dan pemenuhan sumber gizi keluarga secara swadaya.
3. Menciptakan usaha ekonomi produktif untuk meningkatkan pendapatan keluarga sekaligus menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan.

Manfaat pekarangan :
1. Pemenuhan gizi keluarga
2. Lumbung hidup
3. Apotek hidup
4. Menambah penghasilan
5. Tempat rekreasi keluarga

Pengelolaan pekarangan :

=) Jenis tanaman disesuaikan dengan kondisi halaman dan agroklimat disekitar lingkungan tempat
tinggal, diprioritaskan pada jenis tanaman sebagai bahan pangan/ bumbu yang dibutuhkan sehari hari.

=) Pengelolaan tanaman : dilakukan dengan menerapkan budidaya ramah lingkungan dan minimal agro input kimia.
=) Perlu diperhatikan tata letak/desain penanaman sehingga mempermudah dalam pemeliharaan dan memenuhi aspek keindahan/ estetika.

Bagaimana teknisnya? (dapat dilakukan dengan dua cara).

1. Sistem penanaman tanaman secara langsung dilahan/tanah (bila tanahnya luas)
Buat bedengan dengan arah membujur barat timur, lalu berikan pupuk kandang dengan dosis 1-1,5 kg permeetr persegi dengan : lebar bedengan 120 cm, jarak antar bedengan 40 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung kondisi lahan.

Penggunaan mulsa plastik

Manfaatnya :
1) Penggunaan pupuk lebih hemat, karena hanya diaplikasikan sekali

2) Hemat biaya penyiangan dan penyiraman

3) Mengendalikan  hama/ kutu apis

Tehnik pemasangan :

1) Pemasangan sebaiknya dilaksanakan pada saat panas, sehingga plastik dapat tertata dngan baik.

2) Warna perak berada dibagian atas

3) Lubang tanaman menggunakan kaleng, beri jarak sesuai jenis tanaman yang akan ditanam.

Pemupukan , dilakukan dengan dosis dan aplikasi sbb :

1)Pupuk kandang  20 ton/ ha (seminggu sebelum tanam)

2) Urea 150 kg/ha (umur 3,6,9 minggu setelah tanam dosis 1/3 setiap aplikasi)

3) ZA 400 kg/ha umur 3,6,9 minggu stelah tanam dengan dosis 1/3 setiap aplikasi

4) TSP-36 : 150 kg/ha aplikasi seminggu sebelum tanam

5) KCL : 100 kg/ha umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosisi 1/3 setiap aplikasi.

Penanaman dan Pemasangan Ajir

Tujuannya sebagai sandaran dari tanaman supaya dapat berdiri tegak, dipasang dengan kulit berada didalam.

Tanam bibit sayuran sesuai dengan lobang yang telah disiapkan dengan cara membuang plastik atau polybagnya,  kemudian tekan sampai ketat.

Buat ikatan dengan cara menyilang untuk menghindari terjadinya gesekan langsung antara tanaman dengan ajir yang akan dapatmengakibatkan luka pada tanaman.

2. Sistem penanaman dengan menggunakan wadah (polyphag/ pot, vertikultur dan hidroponik dll)

Bertanam dengan sistem Hidroponik (budidaya dengan memanfaatkan air)

Disini Bu Puji Trisnani membawa teman dari KWT  (Kelompok Wanita Tani) Mandi Rahayu bernama Ibu Siti Mulyani disini beliau memamparkan konsep Hidroponik sebagai berikut.

Bahan yang dibutuhkan :
Rockwool (berasal dari materi bebatuan yang buasa dimanfaatkan untuk media tanam hidroponik).
Pupuk AB – Mix (nutrisi untuk hidroponik yang biasa dipakai Bu Siti, aturan pakai bisa baca dilabelnya ya)
Barang bekas (botol minum dll yang sudah diberi lubang untuk media selanjutnya)

       Rockwoll seperti ini bentuknya ya …

Caranya :
Rockwool dipotong per 2 cm (namun tidak sampai alas) lalu basahi dengan air (asal lembab saja).
Satu kotak potong tersebut diisi satu benih (gunakan tusuk gigi agar lebih mudah)
Lalu jemur saat sudah pecah selama kurang lebih 7-10 hari sampai berdaun 4 lalu pindahkan kemedia lain bisa menggunakan bekas botol minuman atau beli netpot.

Proses penjemuran

Kerenkan bisa langsung panen, haha ….

Dibawah netpot bisa diberikan potongan kain flannel (seperti botol foto yang dipegang) untuk penyerapan  nutrisinya ya, cara menambahkan  nutrisi langsung pada botolnya saja yang akan terserap keatas melalui sikain flanelnya. Tunggu sekitar 2 bulan hasilnya baru bisa dipanen ya, hasyeeek. Thanks anyway Bu Siti…. daku terinspirasi. 🙂

II. Budidaya dengan menggunakan Poliphag/ pot dan vertikultur

Penyemaian benih :

Sebelum biji disemai sebaiknya direndam pada air hangat kuku selama satu jam lalu dianginkan agar tidak lengket dan sebarkan merata pada media semai lalu tutup tanah tipis-tipis dan tutup dengan karung plastik (juga bisa ditaburkan kapur ajaib agar benih tak dimakan semut.

Media pembibitan :
Campuran tanah topsoli (20 cm keatas), pupuk kandang. kompos dngan perbandingan 1 : 1
Jika tanah terlalu padat bisa ditambahkan sekam, abu pasir dan kapur pertanian (dolomite) lalu ayak dan masukan dalam wadah semai

Penanaman :
Bibit bisa dipindahkan kepolibag/ talang apabila sudah mempunyai 3-5 helai daun (2-3 minggu)
Tanam bibit pada lahan yang telah diolah pada sore /pagi dengan mmasukan tanaman sampai batas leher akar.
Jenis tanamannya sayuran berakar pendek (bayam, kangkung, cesin, seledri, selada dll) dan tanaman berakar (vab, tomat, terong, bawang daun, slada) , toga (sirih merah) bumbu dapur (jahe, kunyit dll).

III. Budidaya Tanaman Sistem Vertikultur

Budidaya tanaman yang ditata secara bertingkat baik tegak lurus atau mengarah vertikal dengan sudut tertentu seperti rak, gantung, tempel, tegak, paralon dll. Wadahnya bisa menggunakan talang air, bambu dan paralon dengan jenis tanaman seperti caisin, bayam, kangkung, bawang daun, slada, toga, bumbu dapur (jahe kunyit).

Pemeliharaannya?
– lakukan penyiraman 1-2x sehari pagi dan sore (tergantung kondisi cuaca).
– penyulaman (mengganti tanaman yang mati)
– penyiangan gulma/ rumput
– Pemupukan 1-2 minggu sekali menggunakan NPK Mutiara/ Ponska sebanyak 1 gram dicairkan dalam 1 liter air lalu diberikan sekitar 10-250 cc air pertanaman atau dengan jalan ditabur disekeliling tanaman.

**Pengisian tanah tidak langsung banyak, separo dulu (tujuannya untuk memperkuat batang dan perakaran) jika sudah tumbuh bisa ditambahkan lagi.

**Pulangnya bisa langsung borong sayuran dan bahan yang didemokan loh, hasyek.

Sekian semoga bermanfaat ya, untuk materi lain tentang “Total Image”  dari Bu Ellya (EEng) nanti admin tulis terpisah di link berikutnya ya, terima kasih. “Hidup Jaya PKK….!!”  😀

 

 

 


Komentar dan Tanggapan: