Naluri Tergelitik Untuk Mencintai Batik
Teringat masa kecil dulu saat duduk dibangku SD menggunakan batik itu karena sebagai kewajiban disekolah saja untuk memakai seragam (seminggu sekali) yang biasa dipakai di hari Jum’at. Setelah itu biasa saja tak ada yang istimewa (entah karena pola pikir masih anak-anak), namun sejak beranjak dewasa sayapun mulai memahami bahkan menyukai nuansa batik. Bisa jadi karena teman-teman kost kebanyakan orang Jogya, Pekalongan, Cirebon & Solo yang terkenal dengan batiknya bahkan saya sendiri kuliah di Purwokerto Banyumas (yang juga daerah penghasil batik) sehingga lengkaplah sudah alibi saya untuk lebih aware terhadap si batik ini.
Konon menurut kamus, batik ini asalnya dari bahasa Jawa yang memiliki arti amba (menulis) dan titik. Saking sukanya dengan si batik, saya bahkan sempat berjualan batik pada saat kuliah (umumnya jenis batik pesisir yang lebih natural, bebas, dan kaya warna). Motif utamanya saat itu karena saya suka batik dan banyak temen saya pula yang suka batik, kenapa saya tidak jualan batik? walaupun yang saya jual umumnya masih terbilang batik cap sederhana yang penting pada saat itu corak dan modelnya lucu, enak dipakai dan harganya terjangkau (maklum golongan anak kost). Bagi saya saat itu bisa pakai batik untuk keseharian secara gratis itu rasanya luar biasa (lumayan loh jual 5 batik dapat 1 gratisannya). Selain dapat gratisnya, dengan mempopulerkannya bagi saya secara tidak langsung turut serta pula dalam melestarikan kebudayaan bangsa. Sayang sejak berkeluarga dan memiliki keturunan yang lucu-lucu saya tidak lagi berjualan batik hanya sebagai konsumen pecinta batik saja.
3. Tahap pengemplongan, yaitu proses memukul-mukul kain mori dengan pemukul dari kayu tujuannya agar benang mori menjadi licin, kendor, dan lemas agar pada proses pelekatan lilin dapat melekat dengan sempurna.
– Ngerok (menghilangkan lilin klowong/ bagian pola yang akan diberi warna tertentu) caranya adalah menghilangkan dinding batik pada bagian-bagian tersebut dengan menggunakan alat sederhana berupa lempengan logam tipis.
Setelah melihat proses ini rasanya naluri saya makin tergelilitik untuk mencintai batik, saya sangat apreciatte terhadap pengrajin batik yang begitu uletnya mbatik. Tak salah jika seni membatik ini dikatakan sebagai salah satu seni tingkat tinggi. Sayapun bertekad untuk terus membiasakan menggunakan batik ( memperkenalkannya) pada anak-anak saya yang masih kecil. Salah satunya dengan merayakan kasih bunda dan sikecil dengan belajar mencintai batik dengan berbatik bersama.
Sebagai konsumen dan warga negara Indonesia sayapun merasa bersyukur bisa menjadi bagian yang turut meramaikan penggunaan batik. Apalagi batik sekarang sudah tidak melulu untuk upacara kenegaraan, pakaian resmi kantor, atau sekedar kondangan. Batik sudah sangat fashionable, bisa dalam bentuk syal, kerudung, dompet, bandana, rok dll. Terlebih hampir semua toko fashion dipastikan menyediakan si batik ini, belum lagi toko batik dan butik batik yang khusus menjual aneka produk yang berbahan dasar batik. Kita dimudahkan untuk memilih sesuai kebutuhan, kemudian sesuaikan selera saja coraknya mau seperti apa (karena corak batik memiliki arti tersendiri, seperti batik keraton/ batik klasik yang terkenal rumit, dan sarat dengan makna filosofi atau justru batik pesisiran yang lebih bebas (natural) dan umum coraknya), kita beli lalu kita pakai sesuai kepantasannya (batik untuk acara pesta tentu saja beda dengan batik untuk tidur).
Mengingat perkembangan zaman makin modern, ragam batikpun mulai meluas penyebarannya. Tanpa perlu kita berdesak-desakan di pasar untuk memilih/ membeli batik, hanya duduk manispun kita bisa melihat keanekaragamnya melalui batik online. Terlihat disana beragam model batik asli Indonesia untuk segala jenisnya. Uniknya bahkan butik batik ini tidak hanya menyediakan pakaian saja akan tetapi juga menyediakan tas, sepatu, jacket dan aksesoris lainnya. Bahkan beberapa model tertentu belanja batik online pun mendapatkan diskon khusus. Wow banget pokoknya! semua menjadi lebih mudah melalui media online, jadi rasanya tidak ada alasan untuk tidak menyukai batik karena sulit mendapatkannya bukan?
Mencintai batik berarti dapat merawat batik dengan baik, bagaimana perawatan yang baik? Gunakan saja deterjen khusus batik untuk pencuciannya (yang sekarang sudah tersedia dipasaran). Untuk batik khusus seperti batik tulis asli bilaslah dengan air hangat, tak perlu diperas kencang apalagi dicuci menggunakan mesin cuci, langsung saja dijemur (tidak dibawah sinar matahari langsung) dengan menarik tepi kain pelan-pelan agar seratnya dapat kembali utuh. Pada saat menyetrikapun sebaiknya setrika dalam volume yang tidak terlalu panas, jika sudah terlanjur panas gunakan alas kain yang diletakkan diatas batik (jadi yang disetrika itu kainnya saja). Dengan perawatan batik yang sempurna diharapkan batik tersebut lebih tahan lama penggunaannya dan tetap terlihat indah hasil lukisnya (serat masih terlihat baik).
Referensi :
http://pesonabatik.site40.net/